Senin, 07 Juli 2014

Deja Vu, Kesalahan Pengambilan Ingatan

Setiap orang mungkin pernah mengalami suatu kesadaran seolah-olah kita pernah mengalami kejadian yang terjadi saat ini di waktu sebelumnya. Misalnya ketika kita terlibat dalam suatu percakapan sengan kumpulan teman-teman, tiba-tiba salah satu teman kita berseru “Eh, kayaknya kita pernah deh ngumpul kayak gini juga sebelumnya, tapi kapan ya..?. Contoh lainnya, ketika kita pergi ke suatu tempat yang baru, tiba-tiba terbesit ingatan dalam pikiran kita bahwa kita pernah mengunjungi tempat tersebut sebelumnya sehingga dalam hati kita berkata, “Ih, kayaknya pernah kesini deh, tapi kapan ya..?” Fenomena ingatan ini dikenal dengan istilah Deja vu.
Sejak jaman dahulu, para ahli psikologi, ahli hipnosis, maupun ilmuwan lainnya sudah banyak meneliti sebab-sebab dari Deja vu. Pada tahun 1876, ilmuwan Perancis Emile Boirac mempelajari fenomena ini. Dialah yang pertama kali mengenalkan istilah Deja vu, yaitu sebuah frasa Perancis yang berarti “pernah melihat”. Istilah Deja vu disebut juga dengan paramnesia yang berasal dari bahasa Yunani.
Saat ini sedikitnya ada 40 teori metafisis yang berusaha menjelaskan fenomena Deja vu dengan penjelasan yang berbeda-beda. Ada yang menyatakan bahwa deja vu merupakan kejadian yang pernah dialami oleh jiwa kita dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya. Selain itu, ada juga yang menyatakan bahwa deja vu terjadi karena sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata kita sampai lebih dulu ke otak daripada sensasi yang sama pada sebelah mata yang lain, namun penelitian berikutnya menyatakan bahwa orang buta juga bisa mengalami deja vu melalui indera pendengaran, penciuman dan perabaannya.
Mengapa Déjà vu bisa terjadi?
Dalam sudut pandang psikologi, deja vu merupakan gangguan ingatan. Ingatan adalah keseluruhan pengalaman masa lalu yang dapat diingat kembali. Ingatan atau memori terjadi melalui tiga tahap yaitu penyandian/pencatatan, penyimpanan/penahanan dan pemanggilan kembali. Misalnya ketika kita berkenalan dengan teman baru, saat itu memori kita mencatat nama teman baru tersebut kemudian memori kita menahan dan menyimpannya. Di suatu hari saat kita bertemu kembali dengan teman tersebut, memori kira akan memanggil apa yang telah kita catat sehingga kita mengingat namanya. Namun nyatanya proses pengingatan ini tidak selalu berjalan dengan mulus. Seringkali terjadi gangguan-gangguan yang menghalangi dan menghambat tiga tahapan memori tersebut.
Dalam psikologi dikenal beberapa gangguan pengingatan yaitu amnesia (ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman yang ada, dapat bersifat sebagian atau seluruhnya), hipernemsia (keadaan pemanggilan kembali suatu ingatan yang berlebihan) dan paramnesia atau deja vu. Nah, paramnesia atau deja vu ini terjadi karena adanya penyimpangan terhadap ingatan-ingatan lama yang dikenal akibat adanya distorsi pada proses pemanggilan ingatan.
Semua hal yang pernah kita lihat atau kita rasakan pasti memiliki sedikit atau banyak kesamaan satu sama lain. Contohnya bagi kita yang memiliki rutinitas belajar di kelas, setiap hari kita pergi ke kelas yang sama, berjlan di jalan yang sama dan bertemu dengan teman-teman yang sama. Suatu saat kita pasti mengalami kejadian yang benar-benar mirip seolah-olah kita memang pernah mengalaminya sehingga kita berpikir deja vu. Contoh lain adalah saat kita mengunjungi sebuah kota untuk pertama kali, ketika kita melihat alun-alun, gedung-gedung perkantoran maupun pertokoan mungkin sekektika kita akan berpikir deja vu padahal apa yang kita lihat saat itu adalah yang pertama. Hal tersebut bisa saja terjadi sebab setiap kota bisa jadimemiliki identitas dan suasana yang sama sehingga kita berpikir deja vu.
Ternyata 60-70% manusia di bumi ini paling tidak pernah mengalami deja vu minimal sekali. Jadi jika suatu saat kita mengalami deja vu, kita tidak perlu lagi bertanya-tanya mengapa itu bisa terjadi.


Minggu, 06 Juli 2014

Luangkan Waktumu Untuk Membaca Al-Qur’an

Penulis: Ummu Yusuf Wikayatu Diny
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar


Saudariku…
Jangan karena kesibukan dan banyaknya kegiatan menjadikan kita lupa untuk membaca dan mentadaburi al-Qur’an. Sesungguhnya ketenangan dan ketentraman dapat diperoleh dari Al-Qur’an.

Hal ini berdasarkan firman Alloh, “Ingatlah hanya dengan mengingat Alloh-lah hati menjadi tentram.” (Qs. ar-Ra’d: 28)
Dari Abdullah bin Mas’ud radiallohu ‘anhu Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya kebaikan sepuluh kali lipat, aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, Mim satu huruf.” (Shahih HR.Tirmidzi)


Dan bahkan, iri terhadap mereka yang telah mengamalkan Al-Qur’an, dibolehkan. Dari Ibnu Umar radiallohu ‘anhu yang meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wassallambahwasannya beliau bersabda,

“Tidak berlaku iri kecuali terhadap dua orang, seseorang yang dianugrahi Alloh Al-Qur’an lantas dia mengamalkannya sepanjang malam dan sepanjang siang dan seseorang yang dianugerahi Alloh harta lantas dia menginfakkannya sepanjang malam dan sepanjang siang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain itu terdapat permisalan yang baik bagi yang membaca Al-Qur’an, karena Rasululloh pernah bersabda, “Permisalan seorang muslim yang membaca Al-Qur’an bagaikan buah jeruk, baunya wangi dan rasanya lezat, sedangkan orang mukmin yang tidak membaca al-Qur’an bagaikan buah kurma yang tidak ada baunya dan rasanya manis. Permisalan orang munafik yang membaca Al-Qur’an bagaikan kemangi yang baunya wangi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an bagaikan labu yang tidak ad wanginya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari Muslim)

Terdapat hikmah yang indah dari perkataan al-Ajuri rahimahullah,
“Barang siapa yang merenungi firman-Nya maka ia akan mengenal Rabbnya, akan mengetahui keutamaannya dibandingkan orang orang mukmin yang lain, dia akan menyadari kewajibannya dalam beribadah hingga senantiasa berusaha untuk menjaga kewajiban tersebut. Ia akan berhati-hati terhadap apa yang dilarang Rabb-Nya, mencintai apa yang dicintai-Nya. Barang siapa yang memiliki sifat yang demikian, ketika membaca al-Qur’an dan ketika mendengarkanya, maka Al-Qur’an akan menjadi penawar hatinya, ia akan merasa cukup tanpa harta, mulia tanpa kesulitan, lembut dalam menyikapi orang yang kasar padanya.
Orang yang memiliki sifat demikian, ketika ia memulai membaca sebuah surat yang tergambar dibenaknya adalah sejauh mana  dia  dapat mengambil pelajaran terhadap yang dia baca. Tujuannya membaca Al-Qur’an tidak semata-mata untuk mengkhatamkannya akan tetapi seberapa besar ia dapat memahami perintah Alloh dan mengambil pelajaran darinya. Membaca Al-Qur’an adalah ibadah maka tidaklah pantas membacanya dengan hati yang kosong lagi lalai, dan Allah Ta’ala maha memberi taufik terhadap yang demikian.”

Wahai saudariku, jangan sampai waktu kita tidak ada sedikitpun untuk membaca atau membaca Al-Qur’an. Berusahalah, walaupun sedikit waktu tersisa.

***


Jangan Sampai Puasa Batal Karena Marah




Sebagian pria memiliki kelemahan dalam melakukan kontrol emosinya. Padahal, ini merupakan hal yang paling penting dilakukan saat puasa. Pada masa ini, kamu nggak hanya menahan lapar dan haus saja, tapi juga melakukan pengendalian diri termasuk mengelola emosi dengan baik. Di bulan suci ini, yuk belajar mengendalikan amarah dengan baik!

Kenali Amarahmu
Hal paling utama yang harus kamu lakukan saat mengelola emosi adalah mengenali kemarahanmu. Yang harus kamu pahami adalah rasa marah merupakan emosi bentuk kedua yang sebenarnya menutupi berbagai perasaan lain yang sedang kamu rasakan. Misalnya, rasa takut, sedih, dan kecewa, dapat menjadi amarah jika kamu nggak bisa menghadapinya dengan baik. Beri keyakinan pada diri bahwa amarahmu merupakan bentuk tanggung jawab yang harus kamu atasi sendiri dan nggak ada hubungannya dengan orang lain.


Berpikir Sebelum Bertindak
Ketika kamu merasakan emosi yang mulai memuncak, pikirkan terlebih dahulu segala tindakan yang akan kamu lakukan. Amarah merupakan sebuah perasaan yang wajar dialami oleh setiap orang. Namun, di saat bulan puasa yang membawa berkah ini, ada baiknya mencoba untuk mengendalikan emosi tersebut. Sebelum kamu berbicara kasar atau meluapkan amarah yang menggebu-gebu, pikirkan dampak dari hal tersebut. Selain nggak membawa keberkahan saat puasa, kamu juga dapat menyakiti hati orang lain.


Berpikir Secara Rasional
Saat emosi, pria yang biasanya berpikir secara rasional juga rentan bertindak hanya berdasarkan perasaan. Sudah waktunya kamu belajar merasionalisasikan perasaan tersebut. Cari tahu secara lebih spesifik penyebab kemarahanmu agar mendapat penyelesaian yang terbaik.

Bicarakan Saat Pikiran Mulai Tenang
Jika kondisi marahmu berhubungan dengan orang lain, hindari melampiaskannya dengan emosi yang meluap-luap. Saat kondisi pikiran mulai tenang, bicarakan baik-baik dengan orang tersebut. Gunakan kalimat yang tidak menyudutkan posisinya agar kalian mendapat jalan keluar yang terbaik. Kamu juga dapat membuatnya jadi humor saat melampiaskannya.


Latihan Menenangkan Diri
Ada beberapa latihan menenangkan diri yang baik untuk mengendalikan amarahmu, misalnya meditasi. Kegiatan ini berguna untuk membantu pikiran jadi lebih tenang, termasuk saat kamu mulai merasa marah. Menjalankan ibadah seperti salat dan mengaji juga dapat menjadi bentuk pelampiasan positif yang bisa kamu lakukan.
Belajar mengendalikan amarah dapat berguna agar ibadah di bulan suci ini menjadi lebih maksimal, Temans. Hal ini bisa jadi kebiasaan baik yang bisa terus kamu terapkan hingga Ramadan berakhir. (kpl/ask/may/wri)



Jumat, 04 Juli 2014

Tentang Saya

Assalamualaikum gais..
Tulisan ini menjadi tulisan pertama dalam blog saya, maklumlah baru pernah saya buka selama saya punya blog. Biasa deh, lagi so gaya jadi orang sibuk, hehe
Oya, ada pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang, jadi saya mau memperkenalkan diri sebelumnya, biar kalin sayang sama saya, *ups:D
Okeh, izinkan saya untuk mengenalkan diri saya.
Saya Winda Tona Revilia. Lahir dikota kecil tercinta Pemalang, 13 Oktober 1995. Saat ini saya sedang sibuk kuliah di Universitas PGRI Semarang, Program Studi Pendidikan Biologi. Baru semester 2 lhoo, masih imuut kan? hihii
Nah, kalo mau tau saya lebih lanjut, kalian bisa follow twitter saya @windatona hehe promosi sekaliaan deh.
Mungkin segini aja yaa perkenalan dari saya, maaf kalo ada yang gak berkenan.
terimakasih :)

Salam Kenal,
Winda TR